ELANG ULAR BIDO YANG HARUS SELALU KITA LINDUNGI

ELANG ULAR BIDO YANG HARUS SELALU KITA LINDUNGI

 

Salah satu tempat favorit dengan udara segar dan pemandangan indah yang mudah dijangkau untuk dapat mengamati Elang ular-bido di Banyumas adalah di sekitar bukit gn bunder di lereng selatan gunung Slamet, yang masuk dalam area desa Melung kecamatan Kedung Banteng. Kita bisa masuk melalui dusun kalipagu desa Ketenger terus ke atas sampai di pipa air PLTA di sebelah bukit gn bunder. Atau bisa juga kita masuk melalui desa Melung terus ke atas sampai di pipa air PLTA lalu mengikuti pipa ke utara sampai di sebelah bukit gn Bunder. Sebenarnya saat si Elang ular-bido soaring (melayang berputar di udara), kita dapat juga mengamatinya dengan cukup mudah dari depan balai desa Melung.  Dengan begitu kita dapat menambah satu kegiatan lain lagi di desa tersebut, yaitu berbelanja sayuran  organik yang ditanam di lahan pertanian organik disana. Belanja sayuran organik bonus pengamatan Elang ular-bido? Ah, di super market mana kita bisa mendapatkan penawaran menarik tersebut?  Apalagi jika beruntung kita dapat juga bertemu rekan si elang ular bido, yaitu elang jawa si burung garuda.

Elang ular-bido (Spilornis cheela) sama seperti keluarga burung pemangsa Accipitridae lainnya, adalah salah satu spesies puncak pada rantai makanan di dalam sebuah kawasan hutan. Keluarga ini merupakan satwa dilindungi Undang-Undang No tahun 1990 yang dipertegas dalam PP No 7 tahun 1999. Kita tidak boleh memelihara jenis ini, atau siap-siap saja diancam hukuman maksimal 5 tahun jika tetap nekad memelihara.

Kehadiran mereka menunjukkan tersedianya keragaman dan kelimpahan spesies pakannya, yang juga berarti menunjukkan keragaman jenis tanaman, ketersediaan air, dan kondisi suatu habitat yang dapat menopang hidup beragam spesies pakan tersebut di dalam sebuah kawasan.  Jadi, kehadiran spesies seperti Elang ular-bido bisa dijadikan penanda masih baiknya kondisi keragaman hayati di suatu kawasan.  Di Banyumas, Elang ular-bido masih terdapat di seluruh sisi dari lereng gunung Slamet dan juga tercatat di sekitar kawasan hutan perbukitan di daerah Bendung Gerak Serayu.

Bila kita ingin serius mengamati Elang ular-bido di bukit Gunung Bunder, pastikan jam 10 pagi kita sudah tiba disana.  Karena biasanya di sekitar jam tersebut si elang mulai kelihatan soaring sambil bersuara melengking.  Jika belum terlihat maka perhatikanlah pohon2 besar di lereng bukit gn Bunder, mungkin saja Elang yang bersangkutan sedang santai bertengger sambil sesekali melengking suaranya bersahutan dengan pasangannya di pohon lain.   Pernah juga dia bertengger di pohon albasia yang ditanam di lahan daerah itu. Hal ini menunjukkan, walaupun lahan hutan sudah berubah menjadi pohon perkebunan kayu, tetap saja dibutuhkan blok hutan alami (seperti bukit gn Bunder ini) di dekatnya sebagai tempat pohon sarang dan habitat aslinya.

Elang ular-bido berukuran sekitar 50 cm dengan warna umum coklat kehitaman dengan ciri khas lebih coklat pada dada dan berbintik2 putih di perutnya. Ciri khas lain adalah kulit kuning tanpa bulu di area antara paruh dan matanya. Ekor bergaris hitam dengan pita abu2 lebar di tengah ekor. Saat soaring di udara, kita dapat mengenali nya dari bentuk sayap (wingshape) yang cenderung seperti huruf U melebar. (Timur)

Sumber:

https://biodiversitysociety.org/?p=210